Kenikmatan Yang Paling Sempurna

¤Bismillahirrohmanirrohim¤

"Diantara kesempurnaan yang ada padamu adalah Allah yang membagi (memberi) rizqi kepadamu apa yang bisa mencukupimu,dan Dia mencegahmu dari apa yang bisa menyesatkanmu".

Tidak ada kenikmatan yang lebih baik dan lebih sempurna dari pada rizqi yang cukup (tidak kurang dan tidak berlebih-lebihan),yang dengan keadaan seperti itu menjadikan kesyukuran dan mencegah diri dari pada perbuatan-perbuatan yang menyesatkan.Sebab sudah seringkali terjadi kekayaan dan kemewahan membuat orang terlena dan berpoya-poya dengan kekayaannya,sehingga hal ini menjauhkan dirinya dari pada jalan kebenaran.
Dalam Al-Quran surat Al Alaq ayat 6-7 Allah SWT berfirman:"Ketahuilah,sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,karena dia melihat dirinya serba cukup".

Selanjutnya Allah memperingatkan,sebagaimana dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 47,yang artinya:
"Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu,Dan (ingatlah) bahwasanya Aku telah melebihkan atas segala umat".

Menurut Yusuf Al-Qordhawy dalam bukunya "Al Imam Wal Hayat",nikmat itu terbagi menjadi 7 macam,yaitu;
1. Nikmat tentang proses penciptaan manusia.
2. Kenikmatan karena dijadikan sebagai manusia.
3. Nikmat berupa Ilmu dan perasaan.
4. Nikmat dapat memisahkan antara yang kaq dengan yang batil.
5. Nikmat menerima rizqi yang baik dari Allah SWT.
6. Nikmat yang berupa iman,taufiq,dan hidayah.
7. Nikmat persatuan dan persaudaraan.

Demikian besar dan luasnya nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.Namun demikian sedikit sekali yang mensyukuri nikmat-Nya,bahkan kebanyakan di antara mereka menjadi kufur dan banyak melakukan kemungkaran.

Karena itu menurut Saad bin Abi Waqqas sebagaimana yang telah di dengarnya dari Rosulullah,yang artinya;
"Sebaik-baik rizqi adalah yang mencukupi dan sebaik-baik dzikir adalah yang samar (tidak dengan suara keras)".
Juga dalam hadits lain yang dinyatakan,yang artinya;
"Sesuatu (rizqi) yang sedikit itu lebih baik dari pada sesuatu (rizqi) yang banyak namun melalaikan".

Dan sehubungan dengan hal ini Syaikh Ibnu Atho' pernah mengatakan:
"Hendaklah mempersedikit apa yang menggembirakan mu dengannya agar supaya berkurang ata yang menyusahkanmu atasnya".

Adapun maksud dari perkataan Ibnu Atho' di atas adalah,semakin banyak seseorang mendapatkan kesenangan dunia,maka semakin banyak pula kesusahan yang akan dirasakan.Dan semakin sedikit kesenangan dunia yang di dapatnya,maka semakin sedikit pula kesusahan yang disasakannya.Memang demikian kenyataannya,seseorang yang banyak hartanya,semakin sering merasa gelisah dan takut,jangan-jangan harta itu akan lenyap dan pergi meninggalkannya.Hal itu tentu saja terjadi pada orang-orang yang hidupnya telah tergantung pada harta.Dan kalau seseorang sudah tidak mampu memguasai dan menggunakan hartanya dengan baik maka harta itulah yang akan berbalik menguasai dan memperalatnya.

Akhirnya terhadap kenikmatan-kenikmatan yang telah kita terima itu,Rosulullah memerintahkan kepada kita agar sering-sering melakukan sujud syukur atau membiasakan diri membaca doa syukur sebagaimana terdapat dalam Al-Quran surat An-Mal ayat 19 yang artinya:
"Ya Tuhanku,berilah aku hidayah supaya aku bersyukur atas nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada Ibu Bapakku.Dan supaya aku melakukan amal kebajikan yang Engjau ridhoi,dan masukkanlah aku dengan karunia dan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang baik"...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar